Sabtu, 13 Maret 2010

Renungan Minggu ini : Hormatilah Orangtuamu

Efesus 6:13

6:1 Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian.
6:2 Hormatilah ayahmu dan ibumu -- ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini:
6:3 supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.


Sebagai seorang yang percaya kepada Tuhan Yesus, dan percaya bahwa Alkitab adalah Firman Tuhan yang harus ditaati, maka Menghormati dan Mentaati Orangtua kita itu adalah KEWAJIBAN kita kepada orang tua. Mengapa demikian ?


1. Ini adalah perintah Tuhan yang tidak boleh diabaikan.
2. Keberadaan kita di bumi ini adalah karena orangtua kita, sebab tidak ada anak yang lahir tanpa orangtua. Jadi orangtua kita berjasa atas kehadiran kita di dunia ini, dimana kita boleh hidup mengenal Tuhan dan beroleh kebahagiaan dari Tuhan.
3. Saat kita terlahir sebagai mahluk yang tidak berdaya, dan bertumbuh juga dalam ketidak berdayaan, orangtua kita BERTANGGUNG JAWAB untuk menjaga, memelihara dan mengasihi kita sehingga kita bisa bertumbuh bertambah dewasa dan beroleh banyak pengertian. Tanggung Jawab yang dipikul orang tua kepada kita memang sering kali tidak terlaksana dengan sempurna karena keterbatasan orangtua kita, tetapi itu bukan menjadi penghalang bagi mereka untuk mengasihi dan merawat kita sebagai anak anak mereka.

Marilah kita buka
Kejadian 9 : 18-27
9:18 Anak-anak Nuh yang keluar dari bahtera ialah Sem, Ham dan Yafet; Ham adalah bapa Kanaan.
9:19 Yang tiga inilah anak-anak Nuh, dan dari mereka inilah tersebar penduduk seluruh bumi.
9:20 Nuh menjadi petani; dialah yang mula-mula membuat kebun anggur.
9:21 Setelah ia minum anggur, mabuklah ia dan ia telanjang dalam kemahnya.
9:22 Maka Ham, bapa Kanaan itu, melihat aurat ayahnya, lalu diceritakannya kepada kedua saudaranya di luar.
9:23 Sesudah itu Sem dan Yafet mengambil sehelai kain dan membentangkannya pada bahu mereka berdua, lalu mereka berjalan mundur; mereka menutupi aurat ayahnya sambil berpaling muka, sehingga mereka tidak melihat aurat ayahnya.
9:24 Setelah Nuh sadar dari mabuknya dan mendengar apa yang dilakukan anak bungsunya kepadanya,
9:25 berkatalah ia: "Terkutuklah Kanaan, hendaklah ia menjadi hamba yang paling hina bagi saudara-saudaranya."
9:26 Lagi katanya: "Terpujilah TUHAN, Allah Sem, tetapi hendaklah Kanaan menjadi hamba baginya.
9:27 Allah meluaskan kiranya tempat kediaman Yafet, dan hendaklah ia tinggal dalam kemah-kemah Sem, tetapi hendaklah Kanaan menjadi hamba baginya.


Dari kisah Nuh dan anak-anaknya kita dapat melihat bahwa Ham adalah seorang anak yang tidak menghormati orangtuanya, sedangkan Sem dan Yafet adalah anak-anak yang menghormati orang tua. Dan kita melihat bahwa karena sikap dan perbuatan Ham maka ia tidak mendapat berkat dari ayahnya, karena peristiwa ini bukan saja Ham yang menerima kutuk tetapi juga keturunan-keturunannya juga menerima kutuk yaitu menjadi hamba dari Sem dan Yafet.

Nuh adalah seorang petani anggur, dan saat panen ia menikmati hasil panennya dan menjadi mabuk, karena mabuk ia menjadi telanjang dan tidak sadar akan keadaan dirinya. Nuh adalah manusia yang memiliki kelemahan hingga bisa jatuh dalam kemabukan dan menjadi telanjang.
Demikian juga orangtua kita adalah manusia biasa yang tidak luput dari kelemahan dan kekurangan. Orangtua kita bukanlah manusia sempurna, pasti ada kekurangan dan kelebihannya.

Mungkin kita sering menganggap bahwa orangtua teman kita lebih baik dari orang tua kita, kita menganggap orangtua teman kita lebih hebat dari orangtua kita. Mereka seperti manusia yang sempurna dan tidak ada kekurangannya. Ada juga beberapa anak yang iri kepada temannya karena mereka memiliki orangtua yang terpelajar, memiliki kedudukan dan mempunyai harta yang lebih banyak dari pada yang dimiliki orangtua kita. Ada yang iri karena temannya memiliki orang tua yang sanggup membelikan anaknya apa saja yang ia minta, dll. Tetapi ketahuilah tidak ada orangtua yang sempurna, setiap orangtua pasti memiliki kelemahan dan kekurangan.

Ham adalah anak yang melihat aib ayahnya, yaitu kemabukan dan ketelanjangan ayahnya. Ia tidak bertindak hormat kepada Nuh, bahkan ia membiarkan Nuh tetap dalam keadaan telanjang dan menceritakan/membeberkan keadaan ayahnya kepada kedua saudaranya Sem dan Yafet.

Tanpa kita sadari, kita sering mengeluh tentang keadaan orangtua kita, kita sering merasa kecewa dengan keadaan orangtua kita. Bahkan kita membeberkan kekurangan atau kelemahan orangtua kita kepada orang lain seperti teman kita sehingga mereka mengetahui aib dari orang tua kita sendiri.

Ham mungkin juga tertawa melihat keadaan ayahnya yang tidak sadarkan diri, dan karena itulah dia pergi kepada kedua saudaranya untuk mengajak mereka menertawakan Nuh. Seorang anak tidak layak mengeluhkan dan mengajak saudaranya untuk menertawakan/menghina kelemahan orangtua sehingga wibawa orangtua menjadi jatuh karena anak-anak yang tidak menghormati orangtuanya.

Lihatlah sikap Sem dan Yafet, mereka tidak mau melihat aib/ketelanjangan Nuh. Mereka membawa sehelai kain dan membentangkannya pada bahu mereka dan berjalan mundur agar tidak melihat aurat ayahnya yang tersingkap.

Anak yang baik akan seperti Sem dan Yafet, tetap menghormati dan mengasihi orangtuanya dalam keadaan apapun termasuk saat orangtua ada dalam keadaan lemah. Mereka tidak membuka aib orangtuanya dengan melihat dan membeberkannya kepada orang lain, tetapi mereka berusaha menutupi kelemahan orangtua dengan perbuatan mereka yang baik.

Mungkin diantara kita ada yang kecewa terhadap perilaku orangtua kita, kita kecewa karena mereka tidak melakukan hal yang seharusnya mereka lakukan sebagai orangtua. Ada beberapa diantara kita yang ayahnya lebih suka menganggur dan membiarkan ibunya bekerja banting tulang, ada ayah yang suka bermain judi, orangtua yang berlaku serong sehingga rumah tangga menjadi pecah, bahkan di luar sana banyak sekali anak-anak yang kecewa karena orangtuanya bercerai, orangtuanya masuk penjara, dll. Keadaan orangtua yang seperti itu adalah sama dengan keadaan Nuh yang sedang mabuk, mereka tidak sadar akan keadaan diri mereka dan tentu saja mereka tak akan mampu melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan sebagai orangtua.

Teladanilah sikap Sem dan Yafet yang tetap menghormati ayah mereka meskipun Nuh saat itu ada dalam kondisi yang pantas membuat hati mereka kecewa. Sem dan Yafet adalah anak-anak yang tidak menuntut orangtua menjadi manusia sempurna, Sem dan Yafet adalah anak-anak yang menutupi aib dan kekurangan orangtuanya dengan perbuatan baik mereka. Tak sekalipun mereka menatap aurat ayah mereka, tetapi berjalan mundur dan memalingkan muka agar aurat ayahnya tidak terlihat.

Anak yang baik akan selalu berbuat baik, dan perbuatan baik mereka akan menutupi kekurangan orangtuanya. Berjalan mundur adalah sikap rendah hati dan hormat kepada orangtua yang harus ada dalam diri kalian selaku anak. Alangkah bahagianya orangtua kalian, jika mendengar anaknya melakukan apa yang baik. Kalian berhasil dalam sekolah, kalian sukses dalam karir, kalian menjadi bau yang harum bagi orangtua kalian. Kalian pasti mampu karena kalian semua telah menjadi anak Tuhan yang diperlengkapi dengan Firman Tuhan. Roh Kudus akan selalu hadir untuk mengingatkan kalian dalam bertindak dan berlaku sebagai seorang anak dalam rumah kalian. Semua itu agar kalian menjadi orang-orang yang berbahagia.

Perbuatan yang baik karena kita adalah TERANG yang BERCAHAYA
Matius 5:16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.

Anak yang bijak atau anak yang bebal ?
Amsal 15:20 Anak yang bijak menggembirakan ayahnya, tetapi orang yang bebal menghina ibunya.


Darimana kita beroleh kebijakan ? itu kita peroleh dari Tuhan lewat pengajaran dan nasehat Firman Tuhan yang selalu kita perhatikan dan taati.

Setiap anak yang menghormati orangtuanya akan beroleh kebahagiaan, karena Tuhan telah berjanji akan melimpahkan berkat kepada anak yang taat dan hormat kepada orangtua.